Cristián Zapata merupakan pemain yang memiliki kemampuan yang baik sebagai pemain belakang. Kemampuannya kerap menyulitkan lawan dalam membangun serangan ke dalam kotak pinalti tim yang ia bela. Pemain yang memiliki keunggulan kala melakukan duel-duel udara ini dipandang sebagai salah satu pilar lini belakang yang solid bagi tim nasional Kolombia.
Pemain kelahiran 30 September 1986 juga memiliki gaya bermain yang lugas selaku pemain belakang. Permainan berani dan tanpa kompromi disertai dengan konsentrasi tinggi ini menjadi tembok besar yang siap menghadang laju serangan lawan.
Zapata memulai karirnya di tim junior klub top Kolombia, Deportivo Cali. Kemampuannya sebagai pemain belakang sudah terlihat sejak ia bermain di level junior. Zapata kerap menjadi pemain reguler di susunan pemain utama tim junior Deportivo Cali.
Perlahan tapi pasti, atas dasar capaian dan konsistensinya kala bermain di tim junior, Cristián dipromosikan ke tim utama pada tahun 2004. Selama satu musim di tim utama Deportivo Cali, Zapata sukses memberikan penampilan yang gemilang. Ia sukses menyumbangkan gelar Categoría Primera Finalización dari 25 kali penampilannya sepanjang musim.
Pada tahun 2005, Zapata karir sepak bolanya mengalami kemajuan yang pesat. Banyak klub-klub asal Eropa yang tengah mengincar jasanya. Puncaknya, ia menyetujui kesepakatan transfer dan hijrah ke Eropa untuk bergabung dengan klub Italia yang berasal dari kota Udine, Udinese.
Kala bermain di Udinese ia sukses menunjukkan performa yang apik. Pertahanan Udinese sukses diperkuat dengan adanya Zapata. Meski ia merupakan sosok pemain yang berposisi sebagai bek tengah, tak jarang sang pelatih juga menginstruksikannya untuk bermain sebagai full-back.
Tak butuh waktu lama baginya untuk membuktikan dirinya sebagai pemain kunci Udinese. Perannya yang sentral di lini belakang Udinese membuat sang pemain seakan tak tergantikan posisinya di starting line-up tim. Sayangnya, pada Juni 2008, ia mengalami cedera parah yang mengharuskannya untuk menepi selama 6 bulan.
Namun sekembalinya ke tim, performanya kembali melejit kala ia berduet dengan Andrea Coda di posisi bek tengah Udinese. Total ia bermain sebanyak 168 pertandingan dan menyumbang lesakan 5 gol selama enam musim di klub yang bermarkas di Udine tersebut.
Menjelang musim 2011/12, banyak klub top Eropa menyatakan minat mereka kepada Zapata. Klub-klub tersebut terpesona setelah melihat penampilan solid Cristian kala berseragam Udinese. Akhirnya, sang pemain sepak bola asal Kolombia ini memilih untuk bergabung bersama dengan klub Spanyol, Villarreal CF, setelah enam musim membela Udinese.
Ironisnya, debutnya terjadi saat Villareal melakoni laga kualifikasi Liga Champions melawan mantan klubnya tersebut. Sayangnya, setelah bermain hanya 36 pertandingan untuk klub Spanyol tersebut, ia dipinjamkan ke raksasa Italia, AC Milan untuk musim 2012/13.
Kala bermain di Milan, Zapata sukses menjadi pusat pertahanan Rossoneri dan menutup lubang yang ada di barisan pertahanan AC Milan. Perannya kala bermain melawan Barcelona di Liga Champions menjadi salah satu buktinya. Ia sukses mematikan penyerang-penyerang Barca dan bahkan memberi satu assist tak terduga kepada Boateng sehingga membuat pertandingan berakhir dengan skor 2-0 untuk Milan.
Pada derbi Milan, ia banyak menerima pujian dari publik sepak bola Italia atas perannya di barisan bertahan Milan. Atas perannya tersebut, kubu Rossoneri akhirnya memutuskan untuk mempermanenkan kontraknya dari Villarreal senilai € 6m pada akhir masa peminjamannya.
Add Comment